Selasa, 26 April 2016

02. AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Jurnal Khusus dan Jurnal Umum

Dalam siklus akuntansi langkah pertama yang dilakukan adalah mencatat transaksi dalam jurnal. Untuk perusahaan kecil yang tidak banyak terjadi transaksi, memungkinkan untuk menggunakan jurnal biasa. Tetapi bagi perusahaan besar dengan transaksi-transaksi keuangan banyak sekali, maka proses pencatatan tidak mungkin mempergunakan buku jurnal biasa yang dikerjakan oleh satu orang saja. Karena itu untuk menghemat waktu dan memudahkan pembagian pekerjaan kepada beberapa orang maka perlu dibuat suatu sistem pencatatan yang khusus dirancang yang disebut jurnal khusus.

Jurnal khusus merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang sejenis yang sering terjadi. Dengan demikian dalam satu jurnal khusus akan merupakan satu kelompok tersendiri dalam transaksi yang sama.

Macam dan Bentuk Jurnal Khusus

Ada beberapa macam jurnal khusus yang senantiasa dipergunakan dalam perusahaan yang merupakan kelompok dari transaksi-transaksi sejenis dan sering terjadi. Jurnal khusus tersebut adalah:
a. Jurnal Khusus Penerimaan Kas, digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan penerimaan kas
b. Jurnal Khusus Pengeluaran Kas, digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran kas
c. Jurnal Khusus Penjualan, digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan secara kredit
d. Jurnal Khusus Pembelian, digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan secara kredit
e.  Jurnal Khusus/Memorial, digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dimasukkan ke dalam jurnal khusus di atas. Misalnya transaksi yang melibatkan “debit memo” atau “kredit memo”, memo depresiasi, atau catatan memo yang berasal dari stock of name.
   Bentuk jurnal khusus memorial sama dengan jurnal umum dan pencatatannya juga sama dengan jurnal umum.
f.  Jurnal Umum atau buku harian adalah untuk mencatat transaksi secara permanen dan lengkap, yang disusun secara kronologis dari semua transaksi perusahaan.


Akuntansi Pembelian

Pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan ada dua cara yaitu pembelian secara tunai dan pembelian secara kredit.  Pembelian secara tunai akan mengeluarkan kas dan pembelian secara kredit akan menimbulkan utang dagang.

Retur pembelian terjadi apabila pembeli mengembalikan barang dagang yang telah dibeli karena rusak atau tidak cocok dengan yang diinginkan oleh pembeli.

Dalam transaksi Pembelian, terdapat Potongan pembelian yang meliputi  Potongan tunai dan Potongan rabat.

Potongan rabat diperoleh dari pembelian dalam jumlah yang besar. Biasanya perusahaan akan mendapatkan potongan rabat jika membeli langsung ke pabrik. Jadi potongan rabat hanya akan terjadi pada perusahaan grosir. Potongan yang diterima berupa pengurangan harga dari daftar harga yang resmi.Tujuan potongan rabat diberikan ke pembeli adalah:
1)  Menghindari pembuatan katalok baru, jika ada perubahan jumlah potongan.
2)  Mengurangi harga bagi pembeli dalam jumlah yang besar.
3)  Memberikan harga yang beda untuk pembeli grosir dan pengecer.

PPN-Masukan adalah PPN yang dikenakan atas barang-barang yang dibeli. PPN-Masukan akan dipungut oleh penjual saat terjadi transaksi pembelian. Di Indonesia PPN-masukan ditetapkan sebesar 10%. PPN-Masukan bagi pembeli adalah pajak yang menjadi kewajiban pembeli yang dibayar dulu sehingga merupakan harta oleh pembeli. PPN-masukan akan didebit sebesar 10% dikalikan dengan pembeliannya.


Akuntansi Penjualan

Penjualan barang dagangan yang dilakukan perusahaan ada dua cara yaitu penjualan secara tunai dan penjualan secara kredit.  Penjualan secara tunai akan menghasilkan penerimaan kas dan penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang dagang.
           
Retur penjualan terjadi apabila penjual menerima pengembalian barang dagang yang telah dijual karena rusak atau tidak cocok dengan yang diinginkan oleh pembeli.

Perusahaan dapat memberikan potongan penjualan dalam rangka untuk meningkatkan omset penjualan, karena dengan potongan penjualan akan membuat pelanggan tertarik untuk melakukan transaksi. Potongan penjualan meliputi potongan tunai dan potongan rabat.

Potongan tunai penjualan diberikan kepada pembeli yang melakukan pembelian secara tunai atau apabila pembelian secara kredit, pembeli melakukan pembayaran pada masa periode potongan. Syarat penjualan ditulis pada faktur penjualan. Hal ini berarti penjual memberikan potongan kepada pembeli jika penjual menerima pembayaran dalam waktu periode potongan.

Berbeda dengan potongan tunai penjualan, dalam kasus potongan rabat ini, pihak penjual tidak akan mencatat potongan rabat yang diberikan kepada pembeli. Jadi potongan rabat digunakan untuk menetapkan harga jual barang dagangan yang sesungguhnya.

Seperti  halnya pembelian, transaksi penjualan juga akan dikenakan PPN-Keluaran, PPN ini sebenarnya yang menanggung adalah konsumen. Jadi penjual merupakan pemungut pajak yang pada saatnya harus menyetor hasil pungutannya kepada pemerintah. PPN-Keluaran Bagi penjual merupakan utang pajak kepada pemerintah, karena PPN-Keluaran telah diterima penjual saat terjadi transaksi penjualan. Pada akhirnya setiap bulan penjual harus membayar utang pajak ke pemerintah.

Besar pajak yang terutang dan harus dibayar oleh perusahaan adalah sebesar selisih PPN-masukan (sudah dibayar pada saat melakukan pembelian) dikurangi dengan PPN-Keluaran (pajak yang dipungut pada saat penjualan).


Akuntansi Persediaan

Pada saat transaksi pembelian perusahaan harus mencatat persediaan yang dibeli dan transaksi penjualan perusahaan harus mencatat barang dagangan yang dijual. Dalam mencatat mutasi keluar masuk persediaan ada dua metode yaitu yang digunakan yaitu :
Metode Fisik atau Periodik dan Metode Perpetual.

Ciri utama Metode Fisik/ Periodik:
a.  Mutasi keluar masuk barang dagangan tidak dicatat. Artinya apabila terjadi transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan, perusahaan tidak mencatat pada akun Persediaan Barang Dagangan. Sebagai gantinya perusahaan akan menggunakan akun Pembelian Barang dagangan untuk mencatat transaksi Pembelian dan Penjualan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan. Hal ini berakibat saldo akun Persediaan Barang dagangan tidak bisa diketahui setiap sewaktu-waktu.
b.    Harus melakukan perhitungan secara fisik barang (yang disebut juga dengan istilah stock of name) untuk dapat mengetahui saldo persediaan barang dagangan perusahaan. Oleh sebab itu pada akhir periode harus dihitung dahulu barang dagangan yang ada untuk menentukan nilai persediaan akhir barang dagangan.

Ciri utama metode perpetual :
a.  Setiap saat bisa diketahui saldo persediaan barang dagangan, karena setiap   mutasi barang dagangan yaitu pembelian dan penjualan barang dagangan selalu dicatat dalam akun Persediaan Barang Dagangan.
Setiap terjadi penambahan barang dagangan maka (mutasi masuk) akun Persediaan Barang Dagangan didebit, sebaliknya jika terjadi pengurangan barang dagang (mutasi keluar) misalnya akun Persediaan di sebelah kredit.
b.   Pada akhir periode dengan metode perpetual perusahaan tidak perlu melakukan perhitungan secara fisik, namun tidak menutup kemungkinan dilakukan untuk mencocokkan antara jumlah fisik dan jumlah menurut catatan.


Buku Besar dan Buku Pembantu

Pada perusahaan skala besar dan transaksi yang sangat banyak, penyusunan sistem pencatatan yang mampu menjangkau dan mengawasi jalannya operasi sangat diperlukan. Buku besar merupakan bagian siklus akuntansi yang harus dilakukan. Buku besar akan memberikan informasi mengenai saldo-saldo dari akun-akun di dalam perusahaan.

Karena kompleksitasnya maka buku besar dibagi dua yaitu:
1.    buku besar umum, memuat data-data akuntansi secara garis besar
2.    buku besar pembantu, memuat rincian dari buku besar umum. Buku besar pembantu ada dua yaitu:
·      buku besar piutang dagang dan
·      buku besar utang dagang.

Antara buku besar umum dan buku besar pembantu pada setiap bulan harus dicocokkan apakah keduanya menunjukkan saldo yang sama. Saldo akun buku besar harus sama dengan saldo akun pembantunya. Jika ada perbedaan harus segera ditentukan saldo mana yang benar di antara keduanya.
                                                           


PERTANYAAN

1.  Apa keunggulan utama dari penggunaan jurnal khusus?
2. Bila jurnal umum dua kolom, jurnal pembelian dan jurnal pembayaran kas, tetapkan jurnal mana yang digunakan untuk mencatat transaksi berikut:
a.    Pembelian perlengkapan secara tunai
b.    Pembelian perlengkapan kantor secara kredit
c.    Pembayaran kas atas utang kepada kreditor
d.    Pembelian peralatan toko secara kredit
e.    Pembayaran kas untuk perlengkapan kantor.
3. Mengapa transaksi penjualan kepada debitur dan penerimaan kas dari debitur harus dicatat dan dibukukan setiap hari?
4.  Pengkreditan atas akun debitur (langganan) dan pengkreditan atas akun lain dibukukan secara individual dari jurnal penerimaan kas seperti telah diterangkan pada bab ini. Mengapa kedua hal yang harus dikreditkan tersebut tidak ditempatkan pada satu kolom sehingga menghemat tempat dalam jurnal?
5. Apabila jurnal umum digunakan untuk mencatat retur penjualan, maka pengkreditan dari ayat jurnal tersebut harus dibukukan dua kali. Apakah hal ini akan menyebabkan neraca saldo menjadi tidak seimbang? Jelaskan sebabnya!

0 komentar:

Posting Komentar