Kamis, 09 Juni 2016

04. PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN



Pada perusahaan dagang hanya mempunyai satu persediaan yaitu persediaan barang dagangan. Di dalam neraca persediaan dilaporkan dalam kelompok harta lancar, karena persediaan diharapkan dapat diubah menjadi kas dalam waktu kurang satu tahun atau satu siklus akuntansi.

Persediaan barang dagang merupakan bagian yang cukup berarti dari seluruh total harta yang dimiliki perusahaan  juga transakasi yang berhubungan dengan persediaan merupakan aktivitas yang sering terjadi. Di samping itu persediaan akan dilaporkan pada dua laporan keuangan yaitu laporan laba rugi dan neraca.

Nilai persediaan barang dagangan ditentukan oleh dua faktor yaitu kuantitas dan harga pokoknya.
a.  Kuantitas: persediaan barang dagang diperoleh melalui perhitungan secara fisik.
b.  Harga pokok yaitu harga untuk memperoleh persediaan barang dagangan tersebut, meliputi:
-   harga beli dan
-   biaya yang terjadi sampai persediaan tersebut siap dijual seperti biaya angkut, asuransi dan bea masuk dan potongan pembelian diperhitungkan ke harga pokok secara rata-rata.

Metode Perhitungan harga pokok penjualan

A. Asumsi arus biaya:
Metode dengan asumsi arus biaya menggunakan anggapan mengalirnya faktor-faktor biaya. Penggunaan ini karena unit-unit barang dagangan sulit untuk dipisahkan/ dibedakan satu sama lain. Metode asumsi arus biaya ada tiga, yaitu:

1) Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/ First-In First- Out
Metode masuk pertama keluar pertama beranggapan bahwa faktor-faktor biaya akan mengalir searah dengan urutan terjadinya biaya (masuk pertama keluar pertama). Metode ini terutama untuk barang¬barang yang tidak tahan lama dan produk-produk yang modelnya cepat berubah.
Contoh: toko bahan makanan menyusun produk-produk susu dalam rak sesuai dengan tanggal kadaluwarsanya.

2)  Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)/ Last-In First Out (LIFO):
Metode masuk terakhir keluar pertama beranggapan bahwa arus biaya memiliki arah terbalik dengan urutan terjadinya biaya (masuk terakhir keluar pertama).

3)  Biaya Rata-Rata (Average Cost):
Metode biaya rata-rata beranggapan bahwa arus biaya adalah rata-rata dari biaya yang terjadi.

B. Metode Identifikasi Khusus
Metode ini biasa digunakan untuk perusahaan dagang yang mempunyai persediaan yang mudah dikenali atau diidentifikasikan untuk setiap jenis barang dagangnya. Barang yang dibeli harus diberi identitas secara jelas, sehingga perhitungan di gudang akan mudah.
Contoh: toko sepatu, dealer sepeda motor, mobil, sepeda.


PERTANYAAN

1.  Sistem pencatatan persediaan apakah yang menyediakan cara paling efektif untuk mengendalikan persediaan (perpetual atau periodik)? Mengapa?
2.    Mengapa perhitungan fisik persediaan penting dilakukan secara periodik jika perusahaan menggunakan sistem persediaan perpetual?
3.    Apakah istilah FIFO dan LIFO mengacu pada teknik yang digunakan untuk menentukan kuantitas dari berbagai kelas persediaan yang masih ada ? Jelaskan !
4.  Apakah istilah last-in (masuk terakhir) dalam metode LIFO berarti bahwa barang-barang dalam persediaan diasumsikan dari pembelian yang paling akhir ? Jelaskan !
5.    Jika persediaan barang dagang dinilai pada harga pokok dan tingkat harga terus meningkat, mana dari ketiga metode perhitungan biaya - FIFO, LIFO atau biaya rata-rata yang akan menghasilkan (a) biaya persediaan paling tinggi, (b) biaya persediaan paling rendah, (c) laba kotor paling tinggi, (d) laba kotor paling rendah.

Jumat, 27 Mei 2016

DAFTAR ISI AK-DASAR-DAGANG


AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG




04. PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

05. PENYELESAIAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

06. PRAKTEK SIKLUS AKUNTANSI

Selasa, 26 April 2016

03. NERACA SALDO

Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Perusahaan Dagang

Neraca saldo merupakan kumpulan saldo-saldo dari buku besar yang merupakan hasil pemindahan dari jurnal ke buku besar.

Manfaat/ kegunaan neraca saldo baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang adalah sama yaitu:
1   Untuk menunjukkan ringkasan akun akun buku besar, sehingga dapat menjadi sumber informasi yang benar untuk menyusun laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan neraca.
2   Untuk mengadakan pengujian keseimbangan jumlah debit dan kredit dalam buku besar dan ketepatan perhitungannya dalam pembukuan selama tahun berjalan.


Prosedur membuat Neraca Saldo Perusahaan Dagang

Prosedur penyusunan neraca saldo dimulai dari memindahkan saldo-saldo disetiap akun di buku besar. Saldo akun debit dipindah ke kolom debit dan saldo akun kredit dipindah ke kolom kredit.
Penyusunan neraca saldo merupakan salah satu tahapan siklus akuntansi.



Jadi dapat disampaikan bahwa penyusunan neraca saldo dilakukan setelah menghitung saldo-saldo akun di buku besar.

Akun yang berkaitan dengan penjualan dan pembelian barang dagangan, yang tidak terjadi pada perusahaan jasa adalah akun-akun berikut:
1.  Penjualan
2.  Potongan Penjualan
3.  Retur Penjualan
4.  Pembelian
5.  Beban angkut pembelian
6.  Potongan pembelian
7.  Retur pembelian


Menyiapkan Neraca Saldo Perusahaan Dagang.

Untuk menyiapkan neraca saldo perusahaan dagang langkah-langkah yang dilakukan mengikuti siklus akuntansi, yaitu:
1.  Transaksi yang didukung oleh dokumen.
2.  Dicatat ke dalam jurnal.
3.  Akun-akun yang ada di jurnal dimasukkan ke buku besar masing-masing.
4.  Menghitung saldo-saldo di buku besar.

5.  Mengumpulkan saldo-saldo dalam neraca saldo.

02. AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Jurnal Khusus dan Jurnal Umum

Dalam siklus akuntansi langkah pertama yang dilakukan adalah mencatat transaksi dalam jurnal. Untuk perusahaan kecil yang tidak banyak terjadi transaksi, memungkinkan untuk menggunakan jurnal biasa. Tetapi bagi perusahaan besar dengan transaksi-transaksi keuangan banyak sekali, maka proses pencatatan tidak mungkin mempergunakan buku jurnal biasa yang dikerjakan oleh satu orang saja. Karena itu untuk menghemat waktu dan memudahkan pembagian pekerjaan kepada beberapa orang maka perlu dibuat suatu sistem pencatatan yang khusus dirancang yang disebut jurnal khusus.

Jurnal khusus merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang sejenis yang sering terjadi. Dengan demikian dalam satu jurnal khusus akan merupakan satu kelompok tersendiri dalam transaksi yang sama.

Macam dan Bentuk Jurnal Khusus

Ada beberapa macam jurnal khusus yang senantiasa dipergunakan dalam perusahaan yang merupakan kelompok dari transaksi-transaksi sejenis dan sering terjadi. Jurnal khusus tersebut adalah:
a. Jurnal Khusus Penerimaan Kas, digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan penerimaan kas
b. Jurnal Khusus Pengeluaran Kas, digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran kas
c. Jurnal Khusus Penjualan, digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan secara kredit
d. Jurnal Khusus Pembelian, digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan secara kredit
e.  Jurnal Khusus/Memorial, digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dimasukkan ke dalam jurnal khusus di atas. Misalnya transaksi yang melibatkan “debit memo” atau “kredit memo”, memo depresiasi, atau catatan memo yang berasal dari stock of name.
   Bentuk jurnal khusus memorial sama dengan jurnal umum dan pencatatannya juga sama dengan jurnal umum.
f.  Jurnal Umum atau buku harian adalah untuk mencatat transaksi secara permanen dan lengkap, yang disusun secara kronologis dari semua transaksi perusahaan.


Akuntansi Pembelian

Pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan ada dua cara yaitu pembelian secara tunai dan pembelian secara kredit.  Pembelian secara tunai akan mengeluarkan kas dan pembelian secara kredit akan menimbulkan utang dagang.

Retur pembelian terjadi apabila pembeli mengembalikan barang dagang yang telah dibeli karena rusak atau tidak cocok dengan yang diinginkan oleh pembeli.

Dalam transaksi Pembelian, terdapat Potongan pembelian yang meliputi  Potongan tunai dan Potongan rabat.

Potongan rabat diperoleh dari pembelian dalam jumlah yang besar. Biasanya perusahaan akan mendapatkan potongan rabat jika membeli langsung ke pabrik. Jadi potongan rabat hanya akan terjadi pada perusahaan grosir. Potongan yang diterima berupa pengurangan harga dari daftar harga yang resmi.Tujuan potongan rabat diberikan ke pembeli adalah:
1)  Menghindari pembuatan katalok baru, jika ada perubahan jumlah potongan.
2)  Mengurangi harga bagi pembeli dalam jumlah yang besar.
3)  Memberikan harga yang beda untuk pembeli grosir dan pengecer.

PPN-Masukan adalah PPN yang dikenakan atas barang-barang yang dibeli. PPN-Masukan akan dipungut oleh penjual saat terjadi transaksi pembelian. Di Indonesia PPN-masukan ditetapkan sebesar 10%. PPN-Masukan bagi pembeli adalah pajak yang menjadi kewajiban pembeli yang dibayar dulu sehingga merupakan harta oleh pembeli. PPN-masukan akan didebit sebesar 10% dikalikan dengan pembeliannya.


Akuntansi Penjualan

Penjualan barang dagangan yang dilakukan perusahaan ada dua cara yaitu penjualan secara tunai dan penjualan secara kredit.  Penjualan secara tunai akan menghasilkan penerimaan kas dan penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang dagang.
           
Retur penjualan terjadi apabila penjual menerima pengembalian barang dagang yang telah dijual karena rusak atau tidak cocok dengan yang diinginkan oleh pembeli.

Perusahaan dapat memberikan potongan penjualan dalam rangka untuk meningkatkan omset penjualan, karena dengan potongan penjualan akan membuat pelanggan tertarik untuk melakukan transaksi. Potongan penjualan meliputi potongan tunai dan potongan rabat.

Potongan tunai penjualan diberikan kepada pembeli yang melakukan pembelian secara tunai atau apabila pembelian secara kredit, pembeli melakukan pembayaran pada masa periode potongan. Syarat penjualan ditulis pada faktur penjualan. Hal ini berarti penjual memberikan potongan kepada pembeli jika penjual menerima pembayaran dalam waktu periode potongan.

Berbeda dengan potongan tunai penjualan, dalam kasus potongan rabat ini, pihak penjual tidak akan mencatat potongan rabat yang diberikan kepada pembeli. Jadi potongan rabat digunakan untuk menetapkan harga jual barang dagangan yang sesungguhnya.

Seperti  halnya pembelian, transaksi penjualan juga akan dikenakan PPN-Keluaran, PPN ini sebenarnya yang menanggung adalah konsumen. Jadi penjual merupakan pemungut pajak yang pada saatnya harus menyetor hasil pungutannya kepada pemerintah. PPN-Keluaran Bagi penjual merupakan utang pajak kepada pemerintah, karena PPN-Keluaran telah diterima penjual saat terjadi transaksi penjualan. Pada akhirnya setiap bulan penjual harus membayar utang pajak ke pemerintah.

Besar pajak yang terutang dan harus dibayar oleh perusahaan adalah sebesar selisih PPN-masukan (sudah dibayar pada saat melakukan pembelian) dikurangi dengan PPN-Keluaran (pajak yang dipungut pada saat penjualan).


Akuntansi Persediaan

Pada saat transaksi pembelian perusahaan harus mencatat persediaan yang dibeli dan transaksi penjualan perusahaan harus mencatat barang dagangan yang dijual. Dalam mencatat mutasi keluar masuk persediaan ada dua metode yaitu yang digunakan yaitu :
Metode Fisik atau Periodik dan Metode Perpetual.

Ciri utama Metode Fisik/ Periodik:
a.  Mutasi keluar masuk barang dagangan tidak dicatat. Artinya apabila terjadi transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan, perusahaan tidak mencatat pada akun Persediaan Barang Dagangan. Sebagai gantinya perusahaan akan menggunakan akun Pembelian Barang dagangan untuk mencatat transaksi Pembelian dan Penjualan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan. Hal ini berakibat saldo akun Persediaan Barang dagangan tidak bisa diketahui setiap sewaktu-waktu.
b.    Harus melakukan perhitungan secara fisik barang (yang disebut juga dengan istilah stock of name) untuk dapat mengetahui saldo persediaan barang dagangan perusahaan. Oleh sebab itu pada akhir periode harus dihitung dahulu barang dagangan yang ada untuk menentukan nilai persediaan akhir barang dagangan.

Ciri utama metode perpetual :
a.  Setiap saat bisa diketahui saldo persediaan barang dagangan, karena setiap   mutasi barang dagangan yaitu pembelian dan penjualan barang dagangan selalu dicatat dalam akun Persediaan Barang Dagangan.
Setiap terjadi penambahan barang dagangan maka (mutasi masuk) akun Persediaan Barang Dagangan didebit, sebaliknya jika terjadi pengurangan barang dagang (mutasi keluar) misalnya akun Persediaan di sebelah kredit.
b.   Pada akhir periode dengan metode perpetual perusahaan tidak perlu melakukan perhitungan secara fisik, namun tidak menutup kemungkinan dilakukan untuk mencocokkan antara jumlah fisik dan jumlah menurut catatan.


Buku Besar dan Buku Pembantu

Pada perusahaan skala besar dan transaksi yang sangat banyak, penyusunan sistem pencatatan yang mampu menjangkau dan mengawasi jalannya operasi sangat diperlukan. Buku besar merupakan bagian siklus akuntansi yang harus dilakukan. Buku besar akan memberikan informasi mengenai saldo-saldo dari akun-akun di dalam perusahaan.

Karena kompleksitasnya maka buku besar dibagi dua yaitu:
1.    buku besar umum, memuat data-data akuntansi secara garis besar
2.    buku besar pembantu, memuat rincian dari buku besar umum. Buku besar pembantu ada dua yaitu:
·      buku besar piutang dagang dan
·      buku besar utang dagang.

Antara buku besar umum dan buku besar pembantu pada setiap bulan harus dicocokkan apakah keduanya menunjukkan saldo yang sama. Saldo akun buku besar harus sama dengan saldo akun pembantunya. Jika ada perbedaan harus segera ditentukan saldo mana yang benar di antara keduanya.
                                                           


PERTANYAAN

1.  Apa keunggulan utama dari penggunaan jurnal khusus?
2. Bila jurnal umum dua kolom, jurnal pembelian dan jurnal pembayaran kas, tetapkan jurnal mana yang digunakan untuk mencatat transaksi berikut:
a.    Pembelian perlengkapan secara tunai
b.    Pembelian perlengkapan kantor secara kredit
c.    Pembayaran kas atas utang kepada kreditor
d.    Pembelian peralatan toko secara kredit
e.    Pembayaran kas untuk perlengkapan kantor.
3. Mengapa transaksi penjualan kepada debitur dan penerimaan kas dari debitur harus dicatat dan dibukukan setiap hari?
4.  Pengkreditan atas akun debitur (langganan) dan pengkreditan atas akun lain dibukukan secara individual dari jurnal penerimaan kas seperti telah diterangkan pada bab ini. Mengapa kedua hal yang harus dikreditkan tersebut tidak ditempatkan pada satu kolom sehingga menghemat tempat dalam jurnal?
5. Apabila jurnal umum digunakan untuk mencatat retur penjualan, maka pengkreditan dari ayat jurnal tersebut harus dibukukan dua kali. Apakah hal ini akan menyebabkan neraca saldo menjadi tidak seimbang? Jelaskan sebabnya!

01. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG

Tidak berbeda dengan perusahaan jasa, tahapan akuntansi perusahaan dagangpun sama dengan tahapan siklus akuntansi untuk perusahaan jasa. Namun yang perlu lebih diperhatikan adalah penggunaan akun dan ayat jurnal pada perusahaan dagang lebih kompleks dari pada perusahaan jasa.

Dalam dunia usaha, ada tiga jenis bidang usaha yaitu bidang usaha jasa, dagang dan industri. Masing-masing usaha memiliki kegiatan yang berbeda-beda satu dengan yang lain.  Perbedaan aktivitas ini
akan mempengaruhi pada perbedaan dalam pengukuran laba, pendapatan dan beban dalam laporan laba ruginya.

Pengertian dan Ruang Lingkup Operasi Perusahaan Dagang


Perusahaan dagang memiliki kegiatan utama membeli dan kemudian menjual barang dagangan.
Perusahaan dagang dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Perusahaan dagang besar atau grosir yang membeli barang dari pabrik dan menjual kepada perusahaan dagang pengecer.
2. Perusahaan dagang kecil atau pengecer yang membeli barang dari grosir kemudian dijual kepada pelanggan perorangan dengan harga eceran. Contoh: toko baju, toko sepatu, swalayan, toserba dan lain-lain.

Aktivitas perusahaan dagang untuk menghasilkan pendapatan melibatkan kegiatan menjual barang dagangan kepada pelanggan. Berikut Ciri-cirinya:
1.    Barang dagangan yang telah dijual akan dilaporkan sebagai penjualan
2.  Biaya dari barang tersebut disebut sebagai harga pokok penjualan (cost of goods sold atau cost of merchandhise sold).
3.    Penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan merupakan laba kotor (gross profit).
Disebut demikian karena belum dikurangi dengan beban operasi.
4.  Barang dagangan yang belum terjual pada akhir periode akuntansi disebut persediaan barang dagangan (merchandhise inventory), yang akan dilaporkan di neraca sebagai harta lancar.
5.    Laba bersih perusahaan dagang dihitung sebagai berikut:
Penjualan (bersih)                                     Rp. XXX,-
Dikurangi : Harga Pokok Penjualan           Rp. XXX  _
Laba Kotor                                              Rp. XXX
Dikurangi : Beban Operasi                        Rp. XXX  _
Laba (Rugi) Bersih                                   Rp. XXX


Laporan Keuangan untuk Perusahaan Dagang

 Beberapa komponen laba rugi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada para pelanggan atas barang yang dijual perusahaan ke pelanggan yang bersangkutan, baik secara tunai maupun kredit.
     Komponen yang mengurangi penjualan bruto adalah :
a.  Retur dan pengurangan/ potongan harga yang diberikan kepada pelanggan untuk barang yang rusak atau cacat. Diakui ketika barang dagangan dikembalikan atau ketika potongan diberikan oleh penjual
b. Diskon penjualan diberikan penjual kepada pelanggan untuk pembayaran lebih awal dari jumlah terutang. Diskon penjualan diakui pada saat pelanggan membayar tagihan penjualan.
2. Penjualan bersih diperoleh dengan mengurangkan retur dan potongan harga serta diskon penjualan terhadap penjualan
3.  Ada 2 Sistem pencatatan persediaan barang dagangan yaitu :
a. Sistem persediaan perpetual.  Dimana harga pokok penjualan dapat ditentukan setiap kali penjualan terjadi. Semua pencatatan secara detail terhadap persediaan barang dagangan setiap saat dilakukan, sehingga setiap saat nilai persediaan bisa diketahui
b.  Sistem persediaan periodik. Dimana harga pokok penjualan baru dapat ditentukan pada setiap akhir periode akuntansi.
   Untuk menentukan harga pokok penjualan dengan menggunakan sistem persediaan periodik, perlu dilakukan hal-hal berikut ini:
·        Mencatat pembelian barang dagangan
·        Menentukan harga pokok barang yang dibeli
·        Menentukan harga pokok persediaan pada awal dan akhir periode akuntansi.


Transaksi di Perusahaan Dagang

Dalam transaksi pembelian akan timbul ongkos angkut, pajak pertambahan nilai, potongan pembelian dan retur pembelian. Demikian juga halnya yang akan terjadi pada transaksi penjualan.

Pada umumnya transaksi yang terjadi di perusahaan dagang, meliputi:
1.  Transaksi Penjualan Barang Dagangan.
2.  Transaksi Pembelian Barang Dagangan.
3.  Beban Transportasi.
4.  Pajak Pertambahan Nilai.
5.  Potongan.
6.  Retur.

1.    Transaksi Penjualan Barang Dagang
Setiap transaksi penjualan barang dagangan terjadi, harus ada bukti pendukung sebagai dokumen bisnis perusahaan. Cash register merupakan contoh bukti pendukung adanya transaksi penjualan secara tunai dan faktur penjualan merupakan salah satu contoh bukti pendukung transaksi penjualan secara kredit.

Jika penjualan barang dagangan dilakukan secara kredit, maka menimbulkan piutang yang biasanya dicatat dalam akun “Piutang Dagang”. Dan pada saat terjadi penjualan secara kredit ini, seringkali diikuti dengan syarat penjualan. Syarat penjualan bisa berupa termin penjualan, misal: 2/10, n = 30 artinya :
·      Jangka waktu pembayaran paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal transaksi,
·    Jika pembeli melakukan pembayaran maksimal 10 (sepuluh) hari setelah tanggal transaksi, penjual akan memberikan potongan penjualan sebesar 2% kepada pembeli.

Penerimaan kembali barang yang telah dijual disebut penjualan retur (sales return), sedangkan pemberian potongan penjualan disebut pengurangan harga (sales allowances).

2.    Transaksi Pembelian Barang Dagangan
Pada saat perusahaan melakukan pembelian barang dagang secara kredit, seringkali perusahaan terikat dengan suatu syarat yang disebut dengan syarat pembelian. Jumlah yang dibebankan kepada perusahaan untuk memperoleh suatu barang sampai dapat dijual merupakan harga pokok barang.

Harga pokok barang selain harga beli juga termasuk ongkos angkut pembelian, asuransi dan lain-lain.
Pembelian akan diikuti oleh transaksi pembayaran. Kapan pembelian batang dagangan itu harus dibayar akan tergantung pada syarat jual beli yang ditetapkan.

3.    Beban Transportasi
Syarat-syarat penjualan harus menyebutkan kapan hak kepemilikan atas barang tersebut beralih dari penjual kepada pembeli. Hal ini menentukan pihak mana, penjual atau pembeli yang harus menanggung beban transportasi (ongkos angkut).

Ada beberapa syarat penjualan :
1.  FOB (free on board) tempat pengiriman (FOB Shipping point). Ini berarti pembeli akan membayar beban transportasi dari tempat pengiriman ke tujuan akhir (pembeli). Beban-beban semacam itu merupakan total beban perusahaan dalam pembelian barang (persediaan) dan akan menambah pembelian.
2.  FOB tujuan (FOB destination). Hak milik atas barang dagang bisa beralih ke pembeli pada saat pembeli menerima barang dagangan tersebut. Ini berarti bahwa penjual menyerahkan barang dagang tersebut ke tempat tujuan pembeli tanpa dibebani ongkos angkut kepada pembeli.
Dengan demikian penjual membayar ongkos angkut sampai ke tujuan akhir. Penjual akan mendebit ke beban pengiriman yang dilaporkan dalam laba rugi penjual sebagai beban

4.    Pajak Pertambahan Nilai
Di Indonesia, setiap transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan akan dikenakan pajak pertambahan nilai sebesar 10%. Pajak yang muncul akibat penjualan barang akan dikenakan kepada konsumen, pajak pertambahan nilai yang dikenakan kepada konsumen disebut PPN-keluaran.
Sebaliknya, pajak yang terjadi akibat membeli barang dagangan disebut PPN-masukan.

PPN-Keluaran akan menimbulkan utang bagi penjual kepada pemerintah. Sedangkan bagi pembeli pajak yang yang ditanggung merupakan pajak yang dibayar di muka sebagai harta .

5.    Potongan
Di samping syarat-syarat tersebut di atas, ketentuan dalam jual beli mungkin juga berhubungan dengan masalah potongan (discount). Ada dua macam potongan harga, yaitu potongan tunai dan potongan
perdagangan.
a.  Potongan tunai
Potongan tunai (cash discount) adalah potongan harga yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit. Dari sudut penjual, potongan ini disebut potongan penjualan (sales discount), sedangkan dari segi pembeli disebut potongan pembelian (purchases discount).
Potongan tunai, misalnya dinyatakan dengan 2/10, n/30. Syarat ini berarti bahwa potongan sebesar 2% diberikan bila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari setelah tanggal transaksi, sementara
jangka waktu kredit yang diberikan adalah 30 hari.

b.  Potongan perdagangan
Jenis potongan yang lain adalah potongan perdagangan (trade discount). Potongan ini diberikan karena perbedaan cara penjualan atau perbedaan langganan yang dilayani. Misalnya,
·      suatu perusahaan dapat memberikan potongan sebesar 25% apabila penjualan dilakukan dengan tunai dan potongan sebesar 20% apabila penjualan dilakukan dengan kredit.
·    suatu perusahaan memberikan potongan sebesar 30% apabila penjualan dilakukan kepada pedagang besar dan hanya 15% apabila menjual kepada pedagang eceran.

6.    Retur Penjualan
Karena suatu sebab tertentu, barang dagangan yang sudah terjual mungkin akan dikembalikan oleh pembeli ke penjual (retur penjualan). Selain itu, karena adanya kerusakan barang dagangan atau tidak sesuai dengan kualifikasi yang dipesan pembeli atau penyebab lainnya, pembeli akan dapat mengembalikan barang yang sudah dibelinya itu ke penjual.

Karena sebab tersebut, penjual bisa mengurangi harga jual semula (potongan penjualan). Jika retur atau potongan tersebut dilakukan untuk penjualan secara kredit, penjual biasanya mengirimkan kepada pembeli sebuah kredit memo yang menunjukkan jumlah dan alasan yang menyebabkan akun piutang usaha dikreditkan.

Seperti halnya potongan penjualan, transaksi retur penjualan juga akan mengurangi atau memperkecil nilai penjualan. Karena manajemen perusahaan biasanya ingin mengetahui jumlah retur dan potongan penjualan pada suatu periode, maka pencatatan terhadap retur dan potongan penjualan pada akun yang terpisah, yang disebut dengan akun retur dan potongan penjualan (sales return and alowances). Akun ini merupakan akun kontra (contra account) dari akun penjualan, yang artinya sebagai pengurang nilai penjualan pada suatu periode tertentu.


PERTANYAAN

1.        Apa yang membedakan perusahaan dagang dari perusahaan jasa?
2.        Mungkinkah perusahaan menghasilkan laba kotor tetapi menderita kerugian bersih?Jelaskan!
3.        Apa arti dari (a) 2/10 ; (b) n/30; (c) n/eom.
4.     Bagamana sifat dari ciri-ciri dari (a) kredit memo yang diterbitkan oleh penjual, (b) debit memo yang diterbitkan oleh pembeli barang dagangan?
5.      Siapa yang menanggung biaya transportasi bila syarat-syarat penjualan adalah (a) FOB Shipping point, (b) FOB destination?
6.    Sebutkan sekurang-kurangnya tiga akun yang lazimnya akan terdapat pada bagan akun perusahaan dagang tetapi tidak terdapat pada bagan akun perusahaan jasa!
7.    Apa manfaat digunakannya akun terpisah untuk mencatat transaksi penjualan retur dan pengurangan harga?
8.     Apa yang dimaksud dengan potongan penjualan , potongan tunai dan potongan perdagangan? Apabila sebuah barang dijual dengan harga Rp. 100.000,- tetapi terhadap barang tersebut akan diberikan potongan perdagangan sebesar 20%, bagaimana cara mencatat penjualan ini?
9.       Apakah perbedaan dan persamaan antara potongan pembelian dan potongan rabat?

10. Pada tanggal 28 Juli dibeli barang dagangan seharga Rp. 1.000.000,- dengan termin 3/10, n/30. Hitunglah jumlah yang harus dibayar : (a) jika pembayaran dilakukan padatanggal 8 Agustus. Jelaskan mengapa terdapat perbedaan jumlah yang harus dibayar dalam pertanyaan (a) dan (b) di atas. Sebutkan tanggal pembayaran terakhir yang dimungkinkan oleh termin di atas!