Senin, 04 April 2016

09. LAPORAN KEUANGAN

Jenis-jenis Laporan Keuangan 

Dalam bagian sebelumnya sudah dijelaskan bahwa neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan yang meliputi:
1.  Laporan laba rugi (Income Statement)
2.  Laporan perubahan modal (Owner’s Equity Statement)
3.  Neraca (Balance Sheet)
4.  Laporan arus kas (Statement of Cash Flows)
5.  Catatan atas laporan keuangan (Notes of Financial Statement)

1. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang melaporkan mengenai aktivitas operasional perusahaan dengan memperhitungkan pendapatan dan beban¬beban selama satu periode yang kemudian dapat ditentukan laba atau rugi. Laporan keuangan dari neraca lajur dapat disusun dari data kolom ke 7 dan kolom ke 8 yang dibuat dalam bentuk laporan. 

Ada dua pendekatan dalam mencatat dan menggolongkan serta mengikhtisarkan transaksi-transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Pendekatan itu adalah dasar tunai (cash basis) dan dasar waktu (accrual basis). 

Akuntansi dengan dasar tunai adalah suatu sistem yang mengakui penghasilan pada saat uang tunai diterima dan mengakui beban saat mengeluarkan uang tunai. Metode ini cocok untuk perusahaan dengan skala kecil karena metode ini kurang tepat untuk mengakui laba atau rugi pada periode tertentu. 

Sedangkan akuntansi dengan dasar waktu adalah suatu sistem yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi, walaupun sudah atau belum menerima uang tunai dan mengakui beban pada saat terjadinya transaksi walaupun sudah atau belum mengeluarkan uang tunai. 

Metode ini sangat tepat untuk perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit, karena laporan laba rugi akan mencerminkan kondisi yang benar selama satu periode tertentu. Pembahasan disini akan ditekankan pada metode dasar waktu (accrual basis). 

Dalam menyusun laporan laba rugi, terdapat tiga akun yang perlu dipahami dengan jelas yaitu:

a.  Pendapatan
    Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti dan sewa.
b.  Beban
    Beban adalah pengorbanan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban pokok penjualan, beban gaji, beban sewa, beban penyusutan harta tetap, beban asuransi, beban pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.
c.  Laba atau Rugi
   Laba terjadi jika pendapatan lebih besar dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya rugi terjadi jika pendapatan lebih kecil dari pada beban-beban yang terjadi.    

Akun-akun yang ada dalam laporan laba rugi (biasanya disebut dengan akun nominal) untuk perusahaan jasa meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.           

Pendapatan adalah hasil dari pemberian jasa yang diberikan kepada pelanggan yang merupakan mata usaha pokok dan normal perusahaan. Misalnya untuk perusahaan konsultan, maka pendapatannya berassal dari fee yang diberikan oleh pelanggan, pendapatan Salon Kecantikan adalah ongkos pelayanan salon kepada pelanggannya, pendapatan rental komputer adalah sewa komputer yang dibayar oleh pelanggan. 

Beban Operasi adalah semua beban yang dikeluarkan atau terjadi dalam hubungannya dengan aktifitas operasi perusahaan. Misalnya beban telepon, beban listrik dan telepon, beban rapat, beban suplies, beban penyusutan dan sebagainya. 

Laba operasi merupakan selisih antara pendapatan dan beban operasi, sedangkan pendapatan dan beban lain-lain merupakan pendapatan di luar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga. Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seperti rugi penjualan harta tetap dan beban bunga. 

Laba bersih sebelum pajak merupakan hasil pengurangan laba operasi dengan pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi dan laba bersih setelah pajak yaitu pendapatan bersih perusahaan baik yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan maupun non operasional, setelah dikurangi pajak penghasilan. Bila hasilnya positif dapat menambah modal pemilik, apabila hasilnya negatif maka disebut dengan rugi bersih yang akan mengurangi modal pemilik. 

2. Laporan Perubahan Modal
Yaitu laporan keuangan yang menunjukan perubahan modal selama satu periode. Laporan modal terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan pengambilan prive. Laporan perubahan modal dari neraca lajur diperoleh dari data kolom 9 dan 10. 

Komponen laporan perubahan modal adalah:
a.  Modal awal Diperoleh dari investasi awal ataupun penambahan investasi.
b.  Laba atau rugi
Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan, sedangkan rugi akan mengurangi modal perusahaan.
c.  Penarikan (prive)
Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingannya sendiri di luar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan mengurangi modal pemilik. Jika bentuk perusahaan adalah perseorangan atau firma maka penarikan disebut Prive dan jika berbentuk perseroan (PT) penarikan disebut Dividen.
Apabila laba lebih besar dari pada penarikan maka akan ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba
lebih kecil dari penarikan maka akan terjadi penurunan modal.
d.  Modal akhir
Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah laba rugi dikurangi penarikan. 

3. Neraca
Yaitu laporan keuangan yang menunjukan posisi harta, utang dan modal pada periode tertentu. Neraca merupakan perluasan dari persamaan dasar akuntansi. Data untuk menyusun laporan neraca diambil dari neraca lajur kolom ke 11 dan ke 12.

Isi dari neraca secara garis besar adalah sebagai berikut:
a.  Kelompok Harta, yang terdiri dari:
       Harta Lancar.
       Investasi jangka panjang.
       Harta tetap
       Harta yang tidak berwujud.
       Harta lain-lain
b.  Utang
       Utang lancar
       Utang jangka panjang
       Utang lain-lain
c.  Modal
       Modal saham
       Agio/Disagio saham
       Cadangan-cadangan
       Saldo laba 

Harta adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan diharapkan akan memberi manfaat di masa yang akan datang. Harta terdiri dari: 

a.  Harta Lancar (Current Assets)
Harta lancar adalah uang tunai dan saldo rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang dapat diharapkan bisa dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro bank, atau dijual maupun dipakai habis dalam operasi perusahaan, dalam jangka pendek. Yang dimaksud jangka pendek di sini adalah satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan, dipilih mana yang lebih panjang.
Yang termasuk harta lancar adalah:
       Kas, yaitu saldo uang tunai pada tanggal neraca.
       Bank, yaitu saldo rekening giro di bank pada tanggal neraca.
       Surat berharga jangka pendek
       Piutang
       Persediaan, yaitu barang berwujud yang tersedia untuk dijual, diproduksi atau masih dalam proses.
       Beban yang dibayar di muka. 

b.  Investasi jangka panjang (Long-term Investments)
Kelompok ini terdiri dari harta berjangka panjang (tidak utuk dicairkan dalam waktu satu tahun atau kurang) yang diinvestasikan bukan untuk menunjang kegiatan operasi pokok perusahaan.

Yang termasuk kelompok investasi jangka panjang antara lain:
       penyertaan pada perusahaan dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga lainnya.
       dana untuk tujuan-tujuan khusus, seperti dana untuk pelunasan hutang jangka panjang.
       tanah yang tidak dipakai untuk lokasi usaha. 

c.  Harta Tetap (Fixed Assets)
Harta tetap adalah harta berwujud yang digunakan untuk operasi normal perusahaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi normal, dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai barang dagangan.
Yang tergolong harta ini adalah:
       tanah untuk lokasi usaha
       gedung
       mesin-mesin dan peralatan produksi
       peralatan kantor
       kendaraan. 

d.  Harta Tak Berwujud (Intangible Assets)
Harta tak berwujud terdiri dari hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Contohnya adalah hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang atau logo dan goodwill. 

e.  Harta Lain-lain (Other Assets)
Harta ini digunakan untuk menampung harta yang tidak bisa digolongkan sebagai harta lancar , investasi jangka panjang, harta tetap dan harta tetap tak berwujud. Contoh dari kategori ini adalah mesin yang tidak dipakai dalam operasi. 

Utang dapat digolongkan menjadi:
a.  Utang lancar (Current Liabilities)
Utang lancar meliputi utang yang harus diselesaikan dalam jangka pendek atau jangka satu tahun atau jangka satu siklus operasi normal perusahaan.
Yang tergolong utang lancar adalah:
       hutang usaha
       beban yang masih harus dibayar
       pendapatan yang diterima di muka
       utang pajak
       utang bunga 

b. Utang Jangka Panjang (Long-term Debts)
Utang jangka panjang adalah utang yang jatuh temponya melebihi satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.
Yang termasuk utang jangka panjang adalah:
       utang hipotik
       utang obligasi 

c.  Utang Lain-lain (Other Liabilities)
Utang lain-lain adalah utang yang tidak bisa digolongkan ke utang lancar dan utang jangka panjang.
Modal menunjukkan hak milik para pemilik harta perusahaan yang diukur atau ditentukan besarnya dengan menghitung selisih antara harta dan utang. 
    Jenis modal berdasar bentuk perusahaan:
N0.    Bentuk Perussahaan                   Jenis modal
1.       Perusahaan Perseorangan           Modal Pemilik
2.       Perusahaan Persekutuan             Modal sekutu
3.       Perusahaan Perseroan                Modal Saham

4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menunjukan sumber dan penggunaan kas selama satu periode sehingga saldo kas nampak seperti di neraca, laporan arus kas membutuhkan data/informasi dari neraca periode sebelumnya dan periode yang bersangkutan dan laporan laba rugi pada periode yang kebersangkutan. 

5. Catatan atas Laporan Keuangan
Yaitu laporan keuangan yang menunjukkan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas serta informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar, seperti utang kontinjensi dan komitmen.

Bentuk Laporan Keuangan 


1.  Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu:
a.  Bentuk Multiple Step
b.  Bentuk Single Step

Dalam bentuk multiple step, laporan laba rugi disusun bertahap, sehingga dikenal beberapa jenis laba seperti laba kotor, laba bersih operasi, laba bersih sebelum pajak dan laba bersih setelah pajak.

Laporan laba rugi dalam bentuk single step hanya dikenal laba bersih karena dalam bentuk ini semua penghasilan dikurangi beban¬beban termasuk pajak dilaporkan sekaligus tanpa dipisah-pisahkan seperti dalam multiple step. 



2.  Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal mencerminkan berubahnya modal dari awal sampai dengan menjadi modal akhir.  

3.  Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menyajikan harta, utang dan modal suatu perusahaan pada satu saat tertentu. Neraca dapat disajikan dalam:
·        Bentuk perkiraan / skontro (akun)
·        Bentuk laporan / stafel (report form) 

Dalam bentuk perkiraan, neraca dibagi sisi sebelah kiri dan sisi sebelah kanan, yaitu sisi kiri untuk harta dan sisi kanan untuk pasiva yaitu utang dan modal. Dengan bentuk laporan semua akun dalam neraca

disusun berurutan ke bawah. Urutan yang pertama adalah kelompok harta, kelompok utang dan kelompok modal. 

Dalam menyusun neraca perlu diperhatikan untuk selalu mencantumkan:
·        nama perusahaan
·        judul Neraca
·        tanggal neraca.



0 komentar:

Posting Komentar