Jenis-jenis Laporan
Keuangan
Dalam bagian sebelumnya sudah dijelaskan bahwa neraca
lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan yang
meliputi:
1. Laporan laba
rugi (Income Statement)
2. Laporan
perubahan modal (Owner’s Equity Statement)
3. Neraca (Balance Sheet)
4. Laporan arus kas
(Statement of Cash Flows)
5. Catatan atas
laporan keuangan (Notes of Financial
Statement)
1. Laporan laba
rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang melaporkan
mengenai aktivitas operasional perusahaan dengan memperhitungkan pendapatan dan
beban¬beban selama satu periode yang kemudian dapat ditentukan laba atau rugi.
Laporan keuangan dari neraca lajur dapat disusun dari data kolom ke 7 dan kolom
ke 8 yang dibuat dalam bentuk laporan.
Ada dua pendekatan dalam mencatat dan menggolongkan serta
mengikhtisarkan transaksi-transaksi yang terjadi di dalam perusahaan.
Pendekatan itu adalah dasar tunai (cash
basis) dan dasar waktu (accrual basis).
Akuntansi dengan dasar tunai adalah suatu sistem yang
mengakui penghasilan pada saat uang tunai diterima dan mengakui beban saat
mengeluarkan uang tunai. Metode ini cocok untuk perusahaan dengan skala kecil
karena metode ini kurang tepat untuk mengakui laba atau rugi pada periode
tertentu.
Sedangkan akuntansi dengan dasar waktu adalah suatu
sistem yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi, walaupun sudah
atau belum menerima uang tunai dan mengakui beban pada saat terjadinya
transaksi walaupun sudah atau belum mengeluarkan uang tunai.
Metode ini sangat tepat untuk perusahaan yang melakukan
transaksi secara kredit, karena laporan laba rugi akan mencerminkan kondisi
yang benar selama satu periode tertentu. Pembahasan disini akan ditekankan pada
metode dasar waktu (accrual basis).
Dalam menyusun laporan laba rugi, terdapat tiga akun yang
perlu dipahami dengan jelas yaitu:
a. Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul
dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal dengan
sebutan yang berbeda-beda, seperti penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga,
deviden, royalti dan sewa.
b. Beban
Beban adalah pengorbanan yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban pokok penjualan,
beban gaji, beban sewa, beban penyusutan harta tetap, beban asuransi, beban
pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.
c. Laba atau Rugi
Laba terjadi jika pendapatan lebih besar
dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya rugi terjadi jika pendapatan lebih
kecil dari pada beban-beban yang terjadi.
Akun-akun yang ada dalam laporan laba rugi (biasanya
disebut dengan akun nominal) untuk perusahaan jasa meliputi pendapatan atau
penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban
lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.
Pendapatan adalah hasil dari pemberian jasa yang
diberikan kepada pelanggan yang merupakan mata usaha pokok dan normal
perusahaan. Misalnya untuk perusahaan konsultan, maka pendapatannya berassal
dari fee yang diberikan oleh pelanggan, pendapatan Salon Kecantikan adalah
ongkos pelayanan salon kepada pelanggannya, pendapatan rental komputer adalah
sewa komputer yang dibayar oleh pelanggan.
Beban Operasi adalah semua beban yang dikeluarkan atau
terjadi dalam hubungannya dengan aktifitas operasi perusahaan. Misalnya beban
telepon, beban listrik dan telepon, beban rapat, beban suplies, beban
penyusutan dan sebagainya.
Laba operasi merupakan selisih antara pendapatan dan
beban operasi, sedangkan pendapatan dan beban lain-lain merupakan pendapatan di
luar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga. Beban lain-lain
adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan,
seperti rugi penjualan harta tetap dan beban bunga.
Laba bersih sebelum pajak merupakan hasil pengurangan
laba operasi dengan pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi dan laba
bersih setelah pajak yaitu pendapatan bersih perusahaan baik yang berasal dari
kegiatan operasional perusahaan maupun non operasional, setelah dikurangi pajak
penghasilan. Bila hasilnya positif dapat menambah modal pemilik, apabila
hasilnya negatif maka disebut dengan rugi bersih yang akan mengurangi modal
pemilik.
2. Laporan
Perubahan Modal
Yaitu laporan keuangan yang menunjukan perubahan modal
selama satu periode. Laporan modal terdiri dari saldo awal modal pada neraca
saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu periode dikurangi
dengan pengambilan prive. Laporan perubahan modal dari neraca lajur diperoleh
dari data kolom 9 dan 10.
Komponen laporan perubahan modal adalah:
a. Modal awal Diperoleh dari investasi awal
ataupun penambahan investasi.
b. Laba atau rugi
Laba perusahaan akan menambah modal
perusahaan, sedangkan rugi akan mengurangi modal perusahaan.
c. Penarikan (prive)
Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk
kepentingannya sendiri di luar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan
mengurangi modal pemilik. Jika bentuk perusahaan adalah perseorangan atau firma
maka penarikan disebut Prive dan jika berbentuk perseroan (PT) penarikan
disebut Dividen.
Apabila laba lebih besar dari pada penarikan
maka akan ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba
lebih kecil dari penarikan maka akan terjadi
penurunan modal.
d. Modal akhir
Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah
laba rugi dikurangi penarikan.
3. Neraca
Yaitu laporan keuangan yang menunjukan posisi harta, utang
dan modal pada periode tertentu. Neraca merupakan perluasan dari persamaan
dasar akuntansi. Data untuk menyusun laporan neraca diambil dari neraca lajur
kolom ke 11 dan ke 12.
Isi dari neraca secara garis besar adalah sebagai
berikut:
a. Kelompok Harta, yang terdiri dari:
• Harta Lancar.
• Investasi jangka panjang.
• Harta tetap
• Harta yang tidak berwujud.
• Harta lain-lain
b. Utang
• Utang lancar
• Utang jangka panjang
• Utang lain-lain
c. Modal
• Modal saham
• Agio/Disagio saham
• Cadangan-cadangan
• Saldo laba
Harta adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki perusahaan dan diharapkan akan memberi manfaat di masa yang akan
datang. Harta terdiri dari:
a. Harta
Lancar (Current Assets)
Harta lancar adalah uang tunai dan saldo
rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang dapat diharapkan bisa
dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro bank, atau dijual maupun
dipakai habis dalam operasi perusahaan, dalam jangka pendek. Yang dimaksud jangka
pendek di sini adalah satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan,
dipilih mana yang lebih panjang.
Yang termasuk harta lancar adalah:
•
Kas, yaitu saldo uang tunai pada tanggal
neraca.
•
Bank, yaitu saldo rekening giro di bank pada
tanggal neraca.
•
Surat berharga jangka pendek
•
Piutang
•
Persediaan, yaitu barang berwujud yang
tersedia untuk dijual, diproduksi atau masih dalam proses.
•
Beban yang dibayar di muka.
b. Investasi
jangka panjang (Long-term Investments)
Kelompok ini terdiri dari harta berjangka
panjang (tidak utuk dicairkan dalam waktu satu tahun atau kurang) yang
diinvestasikan bukan untuk menunjang kegiatan operasi pokok perusahaan.
Yang termasuk kelompok investasi jangka
panjang antara lain:
•
penyertaan pada perusahaan dalam bentuk saham,
obligasi atau surat berharga lainnya.
•
dana untuk tujuan-tujuan khusus, seperti dana
untuk pelunasan hutang jangka panjang.
•
tanah yang tidak dipakai untuk lokasi usaha.
c. Harta
Tetap (Fixed Assets)
Harta tetap adalah harta berwujud yang
digunakan untuk operasi normal perusahaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari
satu tahun atau satu siklus operasi normal, dan tidak dimaksudkan untuk dijual
sebagai barang dagangan.
Yang tergolong harta ini adalah:
•
tanah untuk lokasi usaha
•
gedung
•
mesin-mesin dan peralatan produksi
•
peralatan kantor
•
kendaraan.
d. Harta
Tak Berwujud (Intangible Assets)
Harta tak berwujud terdiri dari hak-hak istimewa atau
posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Contohnya
adalah hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang atau logo dan goodwill.
e. Harta
Lain-lain (Other Assets)
Harta ini digunakan untuk menampung harta yang tidak bisa
digolongkan sebagai harta lancar , investasi jangka panjang, harta tetap dan harta
tetap tak berwujud. Contoh dari kategori ini adalah mesin yang tidak dipakai
dalam operasi.
Utang dapat digolongkan menjadi:
a. Utang
lancar (Current Liabilities)
Utang lancar meliputi utang yang harus
diselesaikan dalam jangka pendek atau jangka satu tahun atau jangka satu siklus
operasi normal perusahaan.
Yang tergolong utang lancar adalah:
• hutang usaha
• beban yang masih harus dibayar
• pendapatan yang diterima di muka
• utang pajak
• utang bunga
b. Utang Jangka
Panjang (Long-term Debts)
Utang jangka panjang adalah utang yang jatuh
temponya melebihi satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.
Yang termasuk utang jangka panjang adalah:
• utang hipotik
• utang obligasi
c. Utang
Lain-lain (Other Liabilities)
Utang lain-lain adalah utang yang tidak bisa
digolongkan ke utang lancar dan utang jangka panjang.
Modal menunjukkan hak milik para pemilik harta
perusahaan yang diukur atau ditentukan besarnya dengan menghitung selisih
antara harta dan utang.
Jenis modal berdasar bentuk perusahaan:
N0. Bentuk Perussahaan Jenis modal
1. Perusahaan Perseorangan Modal Pemilik
2. Perusahaan Persekutuan Modal sekutu
3. Perusahaan Perseroan Modal Saham
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menunjukan sumber dan
penggunaan kas selama satu periode sehingga saldo kas nampak seperti di neraca,
laporan arus kas membutuhkan data/informasi dari neraca periode sebelumnya dan periode
yang bersangkutan dan laporan laba rugi pada periode yang kebersangkutan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Yaitu laporan keuangan yang menunjukkan
penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam dalam neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas serta informasi
tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secara wajar, seperti utang kontinjensi dan komitmen.
Bentuk Laporan
Keuangan
1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua
bentuk, yaitu:
a. Bentuk Multiple Step
b. Bentuk Single Step
Dalam bentuk multiple step, laporan laba rugi
disusun bertahap, sehingga dikenal beberapa jenis laba seperti laba kotor, laba
bersih operasi, laba bersih sebelum pajak dan laba bersih setelah pajak.
Laporan laba rugi dalam bentuk single step
hanya dikenal laba bersih karena dalam bentuk ini semua penghasilan dikurangi
beban¬beban termasuk pajak dilaporkan sekaligus tanpa dipisah-pisahkan seperti
dalam multiple step.
2. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal mencerminkan
berubahnya modal dari awal sampai dengan menjadi modal akhir.
3. Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang
menyajikan harta, utang dan modal suatu perusahaan pada satu saat tertentu.
Neraca dapat disajikan dalam:
·
Bentuk perkiraan / skontro (akun)
·
Bentuk laporan / stafel (report form)
Dalam bentuk perkiraan, neraca dibagi sisi
sebelah kiri dan sisi sebelah kanan, yaitu sisi kiri untuk harta dan sisi kanan
untuk pasiva yaitu utang dan modal. Dengan bentuk laporan semua akun dalam
neraca
disusun berurutan ke bawah. Urutan yang
pertama adalah kelompok harta, kelompok utang dan kelompok modal.
Dalam menyusun neraca perlu diperhatikan
untuk selalu mencantumkan:
·
nama perusahaan
·
judul Neraca
0 komentar:
Posting Komentar