Jumat, 15 April 2016

10. PENUTUPAN BUKU dan JURNAL PEMBALIK

Kegunaan Jurnal Penutup

Saldo akun yang tercantum di neraca akan terus diakumulasikan dari tahun ke tahun, sedangkan saldo akun yang ada di laporan laba rugi dan saldo akun penarikan pemilik tidak diakumulasikan dari tahun ke tahun. Karena akun-akun ini hanya melaporkan jumlah-jumlah pada satu periode saja,

Akun nominal hanya menunjukkan jumlah-jumlah pada satu periode saja, maka akun ini harus mempunyai saldo nol pada awal periode. Untuk menjadikan saldo akun nominal menjadi nol maka dibuat jurnal penutup. Pada periode berikutnya semua akun nominal pada awal periode akan mempunyai saldo nol. Dengan demikian akan dapat dipisahkan saldo-saldo akun nominal dari periode ke periode berikutnya


  

Menyiapkan Jurnal Penutup

Untuk membuat jurnal penutup diperlukan satu akun untuk mengumpulkan akun pendapatan dan akun beban. Akun yang dimaksud adalah akun Ikhtisar Laba Rugi atau akun laba rugi. Akun ikhtisar laba rugi bersifat sementara untuk menampung pendapatan dan beban-beban yang memunculkan satu angka laba atau rugi yang kemudian dipindah ke modal pemilik.


Tahap-tahap Penutupan Buku Menutup Akun Nominal

1. Menutup semua akun pendapatan dengan memindahkan akun pendapatan ke akun ikhtisar laba rugi ( mendebit pendapatan dan mengkredit ikhtisar laba rugi).
2. Menutup semua akun beban dengan cara memindahkan akun beban ke ikhtisar laba rugi (mendebit ikhtisar laba rugi dan mengkredit beban-beban).
3. Menutup akun ikhtisar laba rugi dengan memindahkan saldo akun tersebut ke akun modal. Ada dua kemungkinan yang terjadi:
a. Jika Perusahaan memperoleh laba, maka ikhtisar laba rugi di debit dan modal di kredit.
b. Jika Perusahaan mengalami rugi, maka modal didebit dan ikhtisar laba rugi di kredit.
4. Menutup akun prive dengan memindahkan saldo akun prive ke akun modal (mendebit modal dan mengkredit prive).

Jurnal penutup yang dibuat tergantung bentuk perusahaan yaitu perusahaan perseorangan, firma dan perseroan terbatas. Hal ini disebabkan struktur modal yang berbeda diantara ketiga jenis perusahaan.  




Jurnal Penutup                                     Debit                Kredit   
a. Pendapatan                                      xx                   
       Ikhtisar laba rugi                                                    xx
(jumlah sesuai pendapatan)                                          
                                                                                               
b. Ikhtisar laba rugi                              xx                   
       Beban gaji                                                             xx
       Beban sewa                                                           xx
       Beban perlengkapan                                              xx
(jumlah sebesar total beban)                                         
                                                                                               
c. Ikhtisar laba rugi                              xx                   
       Modal Pemilik (Modal )                                         xx
(nilai sebesar laba)                                                       
                                                                                               
d. Modal Pemilik (Modal)                    xx                   
       Prive                                                                     xx
(nilai sebesar prive)                                                      
                                                           

Tahapan penyusunan jurnal penutup adalah sebagai berikut:
1. Jika akun pendapatan dan beban diposting ke akun ikhtisar laba rugi maka saldo akun ikhtisar laba rugi mencerminkan laba atau rugi. Akun ikhtisar laba rugi memiliki saldo debit, berarti perusahaan rugi dan sebaliknya, akun ikhtisar laba rugi memiliki saldo kredit berarti perusahaan mengalami laba. Jurnal penutup untuk mencatat peristiwa ini sebagaimana dalam jurnal a dan b. Angka laba atau rugi kemudian dipindahkan ke modal sebagimana pada jurnal penutup c. Pada ilustrasi ini perusahaan mengalami laba, sehingga modal bertambah.
2. Apabila dalam suatu perusahaan terjadi penarikan, maka akan mengurangi modal sebagaimana nampak pada jurnal penutup d. Saldo modal perusahaan setelah jurnal penutup diposting akan sesuai dengan yang tercantum dalam neraca akhir.
3.  Setelah proses posting terhadap saldo ikhtisar laba rugi, maka saldo ikhtisar laba rugi akan menjadi nol.

Pada akhir periode akuntansi, jumlah sisi debit dan sisi kredit dijumlahkan dan setelah jurnal penutup dibukukan maka akun-akun nominal akan seimbang, dengan kata lain saldo pada akun nominal akan menjadi nol. Jumlah sisi debit dan sisi kredit yang telah seimbang, kemudian diberi garis dobel, yang menunjukkan bahwa penggunaan akun tersebut pada periode yang bersangkutan telah berakhir dan siap digunakan kembali pada periode berikutnya.

Pada akun riil, jumlah sisi debit dan sisi kredit harus dijumlahkan namun tidak perlu ditutup, karena saldo akun riil akan dibawa ke periode berikutnya. Pada akhir periode akuntansi, akun riil digunakan untuk menyeimbangkan akun, dan awal periode berikutnya selisih tersebut akan dipakai sebagai saldo awal akun riil yang bersangkutan.


Jurnal Penutup untuk Perusahaan Persekutuan

Jurnal penutup untuk perusahaan persekutuan hampir sama dengan jurnal penutup pada perusahaan perseorangan, kecuali:
1. Pemindahan saldo akun laba rugi ke akun modal. Karena pemilik perusahaan perusahaan persekutuan lebih dari satu orang, maka terdapat lebih dari satu akun modal pemiliki perusahaan, yakni sejumlah pemilik perusahan persekutuan tersebut. Oleh karena itu, pembagian laba atau rugi perusahaan harus dibagikan kepada para sekutu dengan cara pembagian yang diatur dalam anggaran dasar perusahaan.
2.  Perusahaan persekutuan memiliki lebih dari satu akun modal.
3. Para sekutu diperbolehkan melakukan penarikan (prive) dalam batas tertentu, sehingga akun prive juga lebih dari satu.
4.  Hasil pembagian laba atau rugi dipindahkan dari akun laba rugi ke akun modal melalui akun prive masing-masing.

Untuk lebih memahami tentang penutupan pada perusahan persekutuan berikut ini diberi contoh proses penutupan yang terjadi di CV Frida.

CV Frida dengan anggota sekutu Frida, Icha dan Bayu, selama periode 2015 memperoleh laba bersih Rp. 600.000.000,-. Dalam perjanjian, laba bersih akan dibagi rata antara para sekutu. Saldo akun prive dalam buku besar sebelum penutupan terlihat sebagai berikut: Prive, Frida senilai Rp. 55.000.000,-, Prive, Icha Rp. 40.000.000,- dan Prive, Bayu sebesar Rp. 25.000.000,-.

Prosedur penutupan dan beban sama seperti perusahaan perseorangan. Setelah dipindahkan ke akun ikhtisar laba rugi maka saldo ikhtisar laba rugi sebesar Rp. 600.000.000,- dan saldo ini akan dibagi ke para sekutu. Laba/rugi sebesar Rp. 600.000.000,- dipindahkan ke akun prive masing-masing sekutu dengan jurnal penutup sebagai berikut:

dalam Rp. 000,-)
Jurnal Penutup                                     Debit (Rp)        Kredit (RP)                                                          
Ikhtüar laba rugi                                   600.000,-       
       Prive, Frida                                                           200.000,-
       Prive, Icha                                                             200.000,
       Prive, Bayu                                                            200.000,
 (jurnal penutup untuk pembagian laba kepada sekutu)              

Setelah jurnal penutup di atas diposting maka saldo akun prive masing-masing sekutu sebagai berikut:

Prive, Frida           : Rp. 200.000.000,-       --- Rp. 55.000.000,-     = Rp. 145.000.000,-
Prive, Icha            : Rp. 200.000.000,-       --- Rp. 40.000.000,-     = Rp. 160.000.000,-
Prive, Bayu           : Rp. 200.000.000,-       --- Rp. 25.000.000,-     = Rp. 175.000.000,-

Penutupan tersebut akan nampak pada buku besar sebagai berikut:

Saldo akun prive pada perusahaan persekutuan kadang-kadang tidak dipindahkan ke akun modal para sekutu melainkan tetap dibiarkan dalam akun prive sebagai akun riil dan dicantumkan dalam neraca pada bagian modal.

Pada Laporan Neraca per 31 Desember 2015, pada sisi modal, penyajian akun modal masing-masing sekutu yang besarnya Rp. 300.000.000,- dengan akun privenya akan nampak sebagai berikut::

Modal            
Modal, Frida                  Rp. 300.000.000,-                      
Prive, Frida                    Rp. 145.000.000,-                       Rp. 445.000.000,-

Modal, Icha                   Rp. 300.000.000,-                      
Prive, Icha                      Rp. 160.000.000,-                       Rp. 460.000.000,-

Modal, Angga                Rp. 300.000.000,-                      
Prive, Angga                  Rp. 175.000.000,-                       Rp. 475.000.000,-


Jurnal Penutup untuk Perusahaan Perseroan

Pada perusahaan perseroan penutupan akun pendapatan dan akun beban akan sama seperti perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan. Perbedaannya terletak pada:
1.  Penutupan akun laba rugi karena struktur modal pada perusahaan perseroan berupa saham.
2.  Para pemegang saham tidak diperkenankan mengambil prive. Bagian laba yang diambil oleh pemegang saham disebut dividen.
3.  Sedangkan laba yang tidak dibagikan ke pemegang saham ditampung dalam akun yang disebut akun saldo laba.

Berikut ini gambaran untuk membuat jurnal penutup pada perusahaan perseroan:
Selama tahun 2015 PT NAUVAL FAWWADI telah memperoleh laba sebesar Rp. 5.000.000.000,-. Dari laba yang diperoleh tersebut, jumlah yang dibagikan kepada pemegang saham adalah Rp. 2.000.000.000,-. Jurnal yang dibuat sebagai berikut:

dalam Rp. 000,-)
Jurnal Penutup                                     Debit (Rp)        Kredit (RP)
 Ikhtisar Laba                                       5.000.000       
       Saldo Laba                                                            5.000.000
Mencatat pemindahan laba ke saldo laba                                  
                                                                                               
Saldo Laba                                          2.000.000       
       Dividen                                                                  2.000.000
Mencatat penutupan deviden ke, saldo laba                              

Akun saldo laba merupakan akun riil dan dicantumkan dalam neraca di bawah modal saham.
Dari pembahasan di atas, kita dapat membuat tahapan siklus akuntansi yang diperlukan pada suatu perusahaan. Dari tahapan tersebut, kita bisa melihat bahwa suatu siklus akuntansi dimulai dengan menganalisis transaksi bisnis dan diakhiri dengan penyusunan neraca saldo setelah tutup buku.

Tahap pertama sampai ketiga terjadi setiap hari selama periode akuntansi tahap keempat sampai dengan ketujuh disusun berdasarkan periode tertentu seperti bulanan atau tahunan. Tahapan kedelapan dan kesembilan, yaitu pembuatan jurnal penutup, neraca saldo setelah tutup buku dan biasanya hanya disiapkan pada akhir periode akuntansi.

Pada tahapan tersebut masih terdapat dua tahapan pilihan dalam siklus akuntansi, yaitu sebuah neraca lajur bisa digunakan dalam menyusun jurnal penyesuaian dan laporan keuangan. Selain itu, jurnal pembalik bisa juga digunakan sebagaimana yang dijelaskan pada bagian sebelumnya.


Kegunaan Jurnal Pembalik (Reversing Entry)

Pada akhir periode perusahaan membuat jurnal penutup untuk akun nominal. Pada periode berikutnya sebelum melakukan transaksi perusahaan kadang-kadang merasa perlu untuk membuat jurnal balik / jurnal penyesuaian kembali.

Tujuan pembuatan jurnal balik ini adalah:
1. Untuk menyederhanakan pembuatan jurnal pada periode berikutnya. Pembuatan jurnal balik ini akan bermanfat jika perusahan membuat jurnal yang banyak jumlahnya.
2.  Meminimalkan kekeliruan yang mungkin terjadi.

Jurnal pembalik adalah jurnal yang digunakan untuk membalik jurnal penyesuaian, artinya jika di jurnal penyesuaian ayat jurnal menunjukkan debit maka untuk jurnal pembalik ayat jurnal ini diletakkan sebelah kredit dan sebaliknya. Tidak semua jurnal penyesuaian perlu dibalik, tapi hanya beban akrual (beban yang ditangguhkan pembayarannya) sehingga muncul utang dan pendapatan akrual (pendapatan yang masih harus diterima) muncul piutang.

Jurnal pembalik bukan merupakan keharusan melainkan suatu pilihan untuk membuat atau tidak. Jika perusahaan membuat jurnal pembalik kemungkinan kekeliruan kecil


Menyiapkan Jurnal Pembalik

Sebelum pembahasan ini, marilah kita ingat terlebih dahulu tahapan yang diperlukan dalam siklus akuntansi di bawah ini:  


Jurnal pembalik yang biasanya dilakukan dalam praktik meliputi:
1. Membalik/ Menyesuaikan Kembali Utang Beban.
2. Membalik/ Menyesuaikan Kembali Piutang Contoh : Piutang Bunga

Jurnal penyesuaian kembali/ jurnal pembalik bertujuan untuk menyederhanakan transaksi yang terjadi berulang-ulang. Namun tidak semua transaksi yang terjadi berulang-ulang perlu disesuaikan kembali/ dibalik. Contoh transaksi yang berulang-ulang dan tidak perlu dibuatkan jurnal pembalik adalah adalah penyusutan aktiva tetap.

0 komentar:

Posting Komentar