Senin, 21 Maret 2016

03. AKUN (REKENING) dan PENGGUNAANNYA


Untuk menyederhanakan dan mempermudah cara pencatatan transaksi yang terjadi di perusahaan, maka diperlukan seperangkat prosedur pencatatan. Untuk tujuan pencatatan transaksi ini, diperlukanlah sebuah akun untuk mencatat peningkatan dan penurunan setiap akun yang ada di perusahaan.

Pengertian Akun, Buku Besar dan Jenis-jenis Akun dalam Perusahaan

Akun atau rekening adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang bersangkutan dengan harta, utang, modal, pendapatan, dan beban perusahaan.
Tujuan penggunaan akun adalah untuk mencatat data yang akan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Akun memberikan informasi tentang operasi perusahaan dari waktu ke waktu.
Dengan menggunakan akun, maka transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat dicatat secara tepat dan lengkap.

Kumpulan akun yang digunakan dalam catatan akuntansi perusahaan disebut buku besar atau ledger.
Buku besar dapat berupa sebuah buku yang halamannya berfungsi sebagai akun atau berupa kumpulan kartu. Akun akan disusun berdasarkan urutan tertentu, yakni akun untuk neraca disusun paling depan, kemudian akun dalam laporan laba rugi.

Secara garis besar, akun dibagi atas 2 (dua) golongan yaitu:
1.  Akun neraca atau disebut juga akun riil, yakni akun yang pada akhir periode akan dilaporkan di dalam neraca. Yang termasuk dalam akun neraca ini adalah akun-akun Harta, akun-akun utang, dan akun modal

2.  Akun laba rugi, disebut juga akun nominal, yakni akun yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan laba rugi. Akun-akun ini meliputi akun pendapatan dan akun-akun beban.

B. Bentuk-bentuk Akun


Dalam praktik dikenal berbagai macam bentuk akun, namun bentuk yang paling banyak digunakan dan paling sederhana adalah bentuk akun huruf T

Contoh bentuk akun huruf T secara sederhana:


Contoh bentuk akun huruf T lainnya:

Aturan Pencatatan Suatu Akun


Sisi kiri dari semua akun merupakan sisi debit sedangkan sisi kanan merupakan sisi kredit.

Transaksi debit dapat berupa peningkatan maupun penurunan, tergantung dari jenis akun yang dipengaruhi. Demikian pula transaksi kredit dapat berupa peningkatan maupun penurunan tergantung jenis akun yang dipengaruhi pula.

Dalam setiap akun, jumlah saldo yang terjadi pada setiap akhir periode akuntansi akan selalu dihitung.

Pada kondisi yang normal, akun harta akan memiliki jumlah sisi debit lebih besar dari pada jumlah sisi kredit. Dengan demikian, dikatakan bahwa akun harta memiliki saldo normal debit.

Sedangkan pada akun utang dan modal, pada kondisi normal jumlah sisi kreditnya akan lebih besar dari pada sisi debitnya di akhir periode akuntansi. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa akun utang dan modal memiliki saldo normal kredit.

Pada akhir periode, saldo akun pendapatan dan akun beban dilaporkan dalam laporan laba rugi. Saldo akun nominal dalam buku besar kemudian dipindahkan ke akun Ikhtisar Laba Rugi, yang selanjutnya akun ikhtisar laba rugi ini akan dipindahkan ke akun modal. Sedangkan saldo akun riil pada akhir periode akan dilaporkan di neraca, dan saldo rekening riil akan dibawa ke periode berikutnya.

Jumlah kenaikan yang dicatat dalam suatu akun biasanya sama atau lebih besar dari jumlah penurunan akun tersebut. Karena itu, jika secara normal pada suatu akhir periode akuntansi saldo dari suatu akun memiliki total debit lebih besar dari pada total kreditnya, seperti pada akun harta dan beban, dikatakan bahwa akun tersebut memiliki saldo normal debit. Jadi akun harta dan beban umumnya mempunyai saldo debit.

Sedangkan, jika pada keaadaan normal suatu akun memiliki total kredit umumnya lebih besar dari pada total debit, seperti pada akun utang, modal dan pendapatan, maka akun-akun tersebut memiliki saldo normal kredit. Jadi, akun utang, modal dan pendapatan umumnya bersaldo normal kredit.

Jika suatu akun yang umumnya bersaldo normal debit mempunyai saldo kredit atau sebaliknya, maka mungkin telah terjadi kesalahan atau kondisi yang tidak normal.

0 komentar:

Posting Komentar