Senin, 04 April 2016

05. POSTING dan BUKU BESAR

Buku Besar dan Kegunaannya

Buku besar (General Ledger) merupakan buku yang berisi kumpulan akun-akun neraca dan akun-akun laba rugi. Ada 2 bentuk buku besar:

1.  Bentuk skontro disebut juga dengan bentuk horizontal atau bentuk akun T.
     Buku besar dalam bentuk T dalam praktik jarang digunakan karena saldo setiap akun tidak bisa diketahui setiap saat. Saldo akun dapat diketahui hanya saat terjadi penutupan buku pada akhir periode.
2.  Bentuk stafel disebut juga dengan bentuk vertikal atau disebut juga balance-column account.
     Terdiri dari kolom-kolom:
·        kolom untuk pemindahan (posting) debit,
·        kolom untuk pemindahan (posting) kredit,
·        Kolom untuk menunjukkan saldo akun 

Buku besar berbentuk stafel sedikit berbeda dengan rekening T. Perbedaannya terutama pada:
·      Letak kolom debit dan kredit tidak berlawanan tetapi berdampingan,
·      Kolom jumlah rupiah bertambah untuk mencatat saldo setiap akun. dengan kolom tambahan ini saldo akun ditentukan setiap kali terjadi transaksi. Dengan demikian saldo setiap akun akan dengan mudah diketahui setiap saat.

Seperti kita ketahui bahwa transaksi pertama-tama dicatat di dalam jurnal. Kemudian secara periodik, ayat jurnal dipindahkan ke akun¬akun di buku besar. 
Proses pemindahan debit dan kredit dari ayat jurnal ke akun di buku besar disebut dengan proses posting.  Dengan kata lain, posting merupakan pemindah-bukuan informasi akuntansi dari buku jurnal ke buku besar. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan gambaran pengaruh transaksi terhadap setiap akun harta, utang maupun modal. Pada setiap akhir periode, jumlah saldo setiap akun ini akan diringkas untuk penyusunan neraca saldo dan laporan keuangan. 

Berikut ini contoh proses posting satu ayat jurnal di buku jurnal (buku harian) ke akun di buku besar yang berbentuk stafel.

Daftar Akun (Rekening) 


Kelompok akun utama suatu perusahaan menurut persamaan dasar akuntansi meliputi kelompok harta, kelompok utang dan kelompok modal, dimana kelompok modal sendiri masih dijabarkan menjadi kelompok beban dan kelompok pendapatan. Masing-masing kelompok ini terdiri dari akun-akun yang jenis akunnya tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. 

Jumlah akun setiap perusahaan akan sangat tergantung pada beberapa hal diantaranya:

1. Sifat operasi perusahaan.
  Perusahaan dagang jumlah akunnya lebih banyak dibanding dengan perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur jumlah akunnya lebih banyak dibanding perusahaan dagang.
2. Volume kegiatan perusahaan.
    Perusahaan dengan kegiatan yang kompleks dan rumit membutuhkan jumlah akun yang lebih banyak.
3. Seberapa rinci informasi yang dibutuhkan.
    Semakin rinci informasi yang dibutuhkan, semakin banyak jumlah akun yang diperlukan. 

Setiap perusahaan dalam proses akuntansinya harus memiliki daftar akun beserta nomor kodenya. Nomor akun, nama akun dan kelompok akun harus dipahami oleh pemegang buku perusahaan. Nama-nama akun beserta nomor kode akun disusun dalam suatu bagan akun yang disebut dengan chart of account 

Pemberian nomor akun dapat dilakukan dengan didasarkan pada pengelompokan akun dalam lima kelompok yaitu kelompok harta, utang, modal, pendapatan dan beban. Berbagai kode akun dapat dibuat oleh perusahaan, satu perusahaan belum tentu sama dengan perusahaan walaupun dalam satu industri yang sama.

0 komentar:

Posting Komentar