Buku Besar dan
Kegunaannya
Buku besar (General
Ledger) merupakan buku yang berisi kumpulan akun-akun neraca dan akun-akun
laba rugi. Ada 2 bentuk buku besar:
1. Bentuk
skontro disebut juga dengan bentuk horizontal atau bentuk akun T.
Buku besar dalam bentuk T dalam praktik
jarang digunakan karena saldo setiap akun tidak bisa diketahui setiap saat.
Saldo akun dapat diketahui hanya saat terjadi penutupan buku pada akhir
periode.
2. Bentuk
stafel disebut juga dengan bentuk vertikal atau disebut juga balance-column account.
Terdiri dari kolom-kolom:
·
kolom untuk pemindahan (posting) debit,
·
kolom untuk pemindahan (posting) kredit,
·
Kolom untuk menunjukkan saldo akun
Buku besar berbentuk stafel sedikit berbeda
dengan rekening T. Perbedaannya terutama pada:
·
Letak kolom debit dan kredit tidak berlawanan
tetapi berdampingan,
·
Kolom jumlah rupiah bertambah untuk mencatat
saldo setiap akun. dengan kolom tambahan ini saldo akun ditentukan setiap kali
terjadi transaksi. Dengan demikian saldo setiap akun akan dengan mudah
diketahui setiap saat.
Seperti kita ketahui bahwa transaksi pertama-tama dicatat
di dalam jurnal. Kemudian secara periodik, ayat jurnal dipindahkan ke akun¬akun
di buku besar.
Proses pemindahan debit dan kredit dari ayat jurnal ke
akun di buku besar disebut dengan proses posting. Dengan kata lain, posting merupakan pemindah-bukuan
informasi akuntansi dari buku jurnal ke buku besar. Hal ini dilakukan dalam
rangka untuk mendapatkan gambaran pengaruh transaksi terhadap setiap akun harta,
utang maupun modal. Pada setiap akhir periode, jumlah saldo setiap akun ini
akan diringkas untuk penyusunan neraca saldo dan laporan keuangan.
Berikut ini contoh proses posting satu ayat jurnal di
buku jurnal (buku harian) ke akun di buku besar yang berbentuk stafel.
Daftar Akun (Rekening)
Kelompok akun utama suatu perusahaan menurut persamaan
dasar akuntansi meliputi kelompok harta, kelompok utang dan kelompok modal,
dimana kelompok modal sendiri masih dijabarkan menjadi kelompok beban dan
kelompok pendapatan. Masing-masing kelompok ini terdiri dari akun-akun yang
jenis akunnya tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Jumlah akun setiap perusahaan akan sangat tergantung pada
beberapa hal diantaranya:
1. Sifat
operasi perusahaan.
Perusahaan dagang jumlah akunnya lebih banyak
dibanding dengan perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur jumlah akunnya
lebih banyak dibanding perusahaan dagang.
2. Volume
kegiatan perusahaan.
Perusahaan dengan kegiatan yang kompleks
dan rumit membutuhkan jumlah akun yang lebih banyak.
3. Seberapa
rinci informasi yang dibutuhkan.
Semakin rinci informasi yang dibutuhkan,
semakin banyak jumlah akun yang diperlukan.
Setiap perusahaan dalam proses akuntansinya harus
memiliki daftar akun beserta nomor kodenya. Nomor akun, nama akun dan kelompok
akun harus dipahami oleh pemegang buku perusahaan. Nama-nama akun beserta nomor
kode akun disusun dalam suatu bagan akun yang disebut dengan chart of account.
Pemberian nomor akun dapat dilakukan dengan didasarkan
pada pengelompokan akun dalam lima kelompok yaitu kelompok harta, utang, modal,
pendapatan dan beban. Berbagai kode akun dapat dibuat oleh perusahaan, satu
perusahaan belum tentu sama dengan perusahaan walaupun dalam satu industri yang
sama.
0 komentar:
Posting Komentar